image1 image2 image3 image4

WAJAH BARU LAJAMAL BLOG|NANTIKAN ARTIKEL KAMI|REVIEW, TUTORIAL AND ANYTHING...

Abu Nawas dan Tuan Tanah yang serakah

*Gambar Ilustrasi
Hari itu puasa Ramadhan menjelang hari keenam.Seperti biasa,Abu Nawas duduk diberanda depan gubugnya sambil menunggu bedug maghrib tiba.Sambil memandang langit biru yang mulai nampak senja, Abu Nawas berpikir bagaimana agar dapur rumahnya agar tetap mengepul.
Sementara itu ada seorang tuan tanah yang rumahnya tak jauh dari rumah Abu Nawas.Sebagai tuan tanah tentu saja mempunyai rumah yang besar.Lengkap dengan seperangkat gudang makanan,lahan peternakan dan kamar.Hampir setiap orang yang berada didaerah itu bahkan Abu Nawas sendiri bekerja dengan tuan tanah itu,bekerja keras setiap hari hari tetapi dengan hasil yang sedikit.Dan bila meminjam bunga denga dirinya maka harus mengembalikan dengan bunga yang sangat tinggi. Tingkat penghisapanya sangat tinggi.Dan sebagai mana tuan tanah, dia mempunyai sifat yang pelit,kikir,tamak dan loba.

Tuan tanah ini mendengar kabar bahwa Abu Nawas mempunyai suatu kepandaian yang aneh. Bila ia meminjam sesuatu maka akan dikembalikan secara lebih, katanya pinjamannya itu beranak.Seperti meminjam seekor ayam maka ayam itu akan dikembalikan dua karena ayam itu beranak.Menarik juga kepandaian Abu Nawas ini piker sang tuan tanah.Tuan tanah lalu berpikir agar Abu Nawas segera meminjam darinya.
Secara kebetulan sore itu Abu Nawas ingin meminjam 3 butir telur kapada tuan Tanah itu. Tuan tanah tentu saja senang memberikan pinjaman kepada Abu Nawas karena pinjaman itu akan menjadi banyak karena beranak. Malahan tuan tanah itu menanyakan kepada abu nawas apakah ingin meminjam yang lain. Abu Nawas menjawab tidak perlu. Dia hanya butuh 3 butir telur. Tuan tanah itu bertanya lagi dengan Abu Nawas kapan telur itu akan beranak?Abu nawas menjawab itu tergantung dengan keadaan.
Lima hari kemudian,Abu Nawas kembali kerumah tuan tanah itu.Mengembalikan telur menjadi 5 butir.Melihat 5 butir telur betapa senangnya Tuan tanah itu.Tuan tanah lalu menanyakan kepada abu nawas apakah ia akan meminjam lagi.Abu Nawas lalu meminjam piring tembikar sebanyak 2 buah. Tuan tanah itu memberikan dengan senang hati dan berharap piringnya itu menjadi banyak.
Lima hari kemudian Abu Nawas datang dengan membawa 3 piring tembikar.Walaupun tidak sesuai dengan yamg harapakan,tetapi hatinya cukup gembira karena dua piring dulu hanya melahirkan 1 anak saja.Tak apa piker sang tuan tanah karena bias saja orang mempunyai anak tunggal bahkan tidak memiliki anak.
Abu Nawas dan Tuan tanah itu sama – sama senang. Maka dari itu tuan tanah itu meminjamkan uang senilai 1000 dinar.Jumlah yang sangat besar, gaji buat seluruh karyawan dan pekerjanya selama 1 bulan.Tuan tanah itu berangan – angan bahwa uang yang dipinjam abu nawas nanti akan diapakan karena akan banyak beranak.Tuan tanah itu menanti dengan tidak sabar. Ditunggu selama lima hari, abu nawas tidak kunjung dating.hampir satu bulan,Abu nawas juga tidak dating.Saat tuan tanah akan mendatangi rumah Abu Nawas dengan centengnya, Abu Nawas dating.Mulanya tuan tanah gembira tapi sesudah Abu Nawas menjelaskan persoalanya,bukan main marahnya tuan tanah itu.
“Sayang sekali tuan.Uang yang saya pinjam itu, bukannya beranak, malah tiga hari kemudian mati mendadak.”Mendengar kata- kata itu betapa geramnya tuan tanah.Hampir saja Abu Nawas dihajar centeng tuan tanah. Untung saja ada teman – teman abu nawas yang baru pulang dari bekerja.
Tuan tanah itu mengadukan kepada pengadilan.Tuan tanah itu berharap Abu Nawas akan digantung atau bahkan dihukum rajam.Dan, pengadilan pun digelar.Abu Nawas memebeberkan semua duduk permasalahanya.Demikian juga tuan tanah itu menjelaskan. Pengadilan pun memutuskan cukup rasional(masuk akal).Kalau sesuatu bias beranak sudah pasti bias mati.Dan Abu nawas telah menjalankan lakonnya dengan baik.Adapun tuan tanah yang tamak itu telah tertipu karena wataknya sendiri yang kikir,tamak,pelit.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar