Kisah Inspirasi Seorang PENCURI
Selang beberapa hari blog ini tidak terurusi karena mood nge-blog lagi ngedrop dan alhamdulillah hari ini [29/10/10] saya bisa nambah-nambah kisah inspisatif yang saya dapatkan dari blog tetangga, he,he,he... meski ceritanya sederhana akan tetapi ada banyak hal yang menurut saya bermanfaat dari cerita ini, saya berharap sekiranya cerita ini memiliki kesan tersendiri bagi anda sahabat pembaca.
Pada akhir tahun 1980-an di Shanghai, ada seorang yang jahat bernama Lee San. Dia adalah seorang yang cerdas, tapi sayang, dia menggunakan kecerdasannya itu untuk mencuri. Mencuri adalah nafkah bagi orang ini. Karena kepintarannya, aktivitas ini tidak pernah terungkap oleh pihak berwajib. Dan saat ini, hidup Lee San sudah ‘berkecukupan’ dari penghasilannya mencuri dan berjudi.
Suatu hari, saat dia berkeliling mencari mangsa, Wang Wu ‘teman seperjuangannya’ memberi kabar.
“Aku punya berita besar, sebuah keluarga baru saja mendapatkan santunan beberapa ribu dollar. Dan mereka adalah sepasang kakek-nenek, aku tahu betul dimana rumah mereka.”
“Aha!” Lee San Tertawa, “Sasaran empuk nih..”
“Tetapi anjing mereka besar dan buas.. hati-hati !” Temannya menyahut.
Dengan Pe-De, Lee San menjawab, “Memang Kenapa? anjing hanya hewan bodoh, pasti mudah ditipu! Jangan remehkan kemampuanku.”
Malam itu juga, dengan membawa peralatannya, Lee San langsung menuju rumah sepasang orang tua itu. Ketika tiba di sana, Ia melihat sebuah lampu minyak besar tergantung tinggi di gerbang rumahnya.
Lee San mulai mengendap-endap didepan gerbang rumah itu. Tiba-tiba terdengar suara anjing menyalak. Lee San dengan sigap melempar sepotong daging ke arah anjing itu. Daging itu sudah dibubuhi banyak ramuan racun mematikan. Maka mudah ditebak, dalam jangka waktu kurang dari satu menit, anjing itu tergeletak – mati. Lee San pun sekarang dapat dengan leluasa memasuki pekarangan rumah orang tua itu.
Lee San mulai mengendap-endap memasuki pintu samping rumah yang tidak terkunci lalu menuju kamar tempat uang-uang itu disimpan di bawah bantal. “Ini mudah sekali.” Lee berpikir, “Mereka punya begitu banyak uang, tetapi tidak menyimpannya dalam sebuah kotak brankas.”